Translate

Sabtu, 29 November 2014

KOMUNIKATOR



BAB I
PENDAHULUAN

I.                   Latar belakang
Komunikasi merupakan aktifitas manusia yang sangat penting. Setiap aktifitas membutuhkan komunikasi seperti aktifitas Sehari – hari bersama teman ataupun keluarga. Tidak hanya itu, aktifitas organisasi pun membutuhkan komunikasi. Komunikasi  juga merupakan hal yang esensial dalam kehidupan kita. Komunikasi membantu setiap orang dalam melakukan kegiatan sehari-hari. Apabila komunikasi tidak ada maka akan terjadi banyak kesalahan. Seperti mendatangkan ketidakpastian dalam suatu interaksi. Ketidakpastian ialah pertanyaan yang timbul dalam benak diri sendiri. Hal ini disebabkan jika kita tidak menggunakan komunikasi dalam aktifitas kita.
 Komunikasi bukan hanya menggunakan kata-kata yang terucap saja, melainkan bentuk dari interaksi juga merupakan komunikasi seperti, senyuman, anggukan kepala, sikap badan, dan ungkapan. Oleh sebab itu, komunikasi dapat dilakukan secara langsung maupun tidak langsung. Berbicara secara tatap muka, berbicara melalui telepon, menulis surat kepada seseorang, sekelompok orang, adalah contoh-contoh dari tindakan komunikasi langsung. Sedangkan, penyampaian informasi melalui surat kabar, majalah, radio, televisi, film, pertunjukkan, kesenian, merupakan komunikasi tidak langsung.
Dari penjelasan diatas komunikasi dapat diartikan adalah suatu proses penyampaian pesan, baik berupa ide, atau gagasan dari satu pihak ke pihak lain agar terjadi saling mempengaruhi di antara keduanya. Menurut Barnlund, 1964, Komunikasi timbul didorong oleh kebutuhan-kebutuhan untuk mengurangi rasa ketidakpastian, bertindak secara efektif, mempertahankan atau meperkuat ego.
Proses penyampaian pesan membutuhkan pengantarnya. Pengantar pesan dalam proses komunikasi disebut komunikator. Komunikator sering dikaitkan dengan sumber. Padahal hal itu sangat berbeda karena seorang sumber bisa menjadi komunikator/pembicara.  Sebaliknya komunikator/pembicara tidak selalu sebagai sumber. Peran komunikator untuk membuat komunikan menjadi tahu, berubah sikap, pendapat atau prilakuunya dengan menyampaikan pesan.


BAB II
LANDASAN TEORI

Karakteristik Komunikator
Di sini komunikator dipilah-pilah berdasarkan interaksi mereka dengan khalayak. Atas dasar itu komunikator dibagi dalam dua tipe utama:
a.      Komunikator dengan Citra Diri Sendiri (The Communicator’s Self Image)
Komunikator tipe ini lebih mengutamakan kepentingan dirinya sendiri. Proses pengiriman pesan didasarkan atas keinginan sang komunikator. Mereka mengukur kesuksesan komunikasi dari segi kesuksesan mencapai target sasaran secara kuantitatif.
b.       Komunikator Dengan Citra Khalayak (The communicators image of the audience)
Komunikator dengan citra atau kepentingan khalayak adalah komunikator yang mencoba memahami kebutuhan audiens. Mereka sedapat mungkin memperoleh empati dengan hal-hal yang diinginkan oleh khalayak.
Komunikator tipe ini terbagi atas:
1.       Paternalisme (paternalism). Hubungan antara komuikator dengan audiens seperti hubungan ayah dan anak. Komunikator menganggap fungsi mereka adalah untuk mendidik dan menginformasikan audiens, semenatara kebutuhan subjektif, kepentingan dan kesukaan diri mereka tidak terlalu menjadi perhatian. Contoh: Iklan Layanan Masyarakat seperti Hemat dalam penggunaan Listrik, penggunaan kompor gas elpiji, dan BOS (Biaya Operasional Sekolah)
2.      Spesialisasi (specialization) ini merupakan proses yang menjadikan komunikator sebagai bagian dari khalayak yang kepentingan dan kebutuhannya diketahui.
Contoh: Acara sang motivator oleh Mario Teguh, iklan susu yang menggambarkan kecerdasan anak, iklan susu untuk usia 50th, iklan Holcim, dsb.
3.      Profesionalisasi (profesionalization). Efek ini menyebabkan komunikator berpikir bahwa mereka kompeten untuk memutuskan isi media dan mengetahui lebih baik apa yang seharusnya dilakukan untuk khalayak.
Contoh: Editor, Redaktur pelaksana sebuah majalah/Koran, dll
4.      Ritualisme (ritualism). Komunikator tidak melakukan apa pun yang melebihi usaha mereka menciptakan keadaan menyenangkan audiens. Mereka menjadikan kumunikasi sebagai alat untuk membangun atau memperkuat kebersamaan diantara target khalayak. Contoh: Informasi Pelaksanaan kerja bakti diLingkungan, ceramah dalam mimbar-mimbar keagamaan
Syarat – Syarat Komunikator
Diperlukan persyaratan tertentu untuk para komunikator dalam proses komunikasi, baik dalam segi sosok kepribadian maupun dalam kinerja kerja ( menyampaikan komunikasi ). Dari segi kepribadian, agar pesan yang disampaikan bisa diterima oleh khalayak maka sseorang komunikator mempunyai hal berikut:
1. Memiliki kedekatan (proximility) dengan khalayak. Jarak seseorang dengan sumber memengaruhi perhatiannya pada sepsan tertentu. Semakin dekat jarak semakin besar pula peluang untuk terpapar pesan itu. Hal ini terjadi dalam arti jarak secara fisik ataupun secara sosial.
2. Mempunyai kesamaan dan daya tarik sosial dan fisik. Seorang komunikator cenderung mendapat perhatian jika penampilan fisiknya secara keseluruhan memiliki daya tarik (attractiveness) bagi audiens
3.     Pengetahuan  Komunikator
Komunikator yang kaya akan pengetahuan dan menguasai secara mendalam apa yang akan disampaikan akan lebih mudah menyampaikan uraian-uraian yang mudah menemukan contoh-contoh, sehingga komunikasinya makin lancar.
4. Pandai dalam cara penyampaian pesan. Gaya komunikator menyampaikan (delivery) pesan juga menjadi faktor penting dalam proses penerimaan informasi.
5. Dikenal status, kekuasaan dan kewenangannya. Status di sini menunjuk kepada posisi atau ranking baik dalam struktur sosial maupun organisasi. Sedangkan kekuasaan (power) dan kewenangan (authority) mengacu pada kemampuan seseorang memberi ganjaran (reward) dan hukuman (punishment).