BAB I
PENDAHULUAN
I.
Latar
belakang
Komunikasi
merupakan aktifitas manusia yang sangat penting. Setiap
aktifitas membutuhkan komunikasi seperti aktifitas Sehari – hari bersama teman
ataupun keluarga. Tidak hanya itu, aktifitas organisasi pun membutuhkan
komunikasi. Komunikasi juga merupakan
hal yang esensial dalam kehidupan kita. Komunikasi membantu setiap orang dalam
melakukan kegiatan sehari-hari. Apabila komunikasi tidak ada maka akan terjadi
banyak kesalahan. Seperti mendatangkan ketidakpastian dalam suatu interaksi.
Ketidakpastian ialah pertanyaan yang timbul dalam benak diri sendiri. Hal ini
disebabkan jika kita tidak menggunakan komunikasi dalam aktifitas kita.
Komunikasi bukan hanya menggunakan kata-kata
yang terucap saja, melainkan bentuk dari interaksi juga merupakan komunikasi
seperti, senyuman, anggukan kepala, sikap badan, dan ungkapan. Oleh sebab itu,
komunikasi dapat dilakukan secara langsung maupun tidak langsung.
Berbicara secara tatap muka, berbicara melalui telepon, menulis surat kepada
seseorang, sekelompok orang, adalah contoh-contoh dari tindakan komunikasi langsung.
Sedangkan, penyampaian informasi melalui surat kabar, majalah,
radio, televisi, film, pertunjukkan, kesenian, merupakan komunikasi tidak
langsung.
Dari
penjelasan diatas komunikasi dapat diartikan adalah suatu proses penyampaian
pesan, baik berupa ide, atau gagasan dari satu pihak ke pihak lain agar terjadi
saling mempengaruhi di antara keduanya. Menurut Barnlund, 1964,
Komunikasi timbul didorong oleh kebutuhan-kebutuhan untuk
mengurangi rasa ketidakpastian, bertindak secara efektif, mempertahankan atau
meperkuat ego.
Proses
penyampaian pesan membutuhkan pengantarnya. Pengantar pesan dalam proses
komunikasi disebut komunikator. Komunikator sering dikaitkan dengan sumber.
Padahal hal itu sangat berbeda karena seorang sumber bisa menjadi
komunikator/pembicara. Sebaliknya
komunikator/pembicara tidak selalu sebagai sumber. Peran komunikator untuk membuat komunikan menjadi tahu,
berubah sikap, pendapat atau prilakuunya dengan menyampaikan pesan.
BAB II
LANDASAN TEORI
Karakteristik Komunikator
Di sini komunikator dipilah-pilah berdasarkan interaksi
mereka dengan khalayak. Atas dasar itu komunikator dibagi dalam dua tipe utama:
a. Komunikator dengan Citra Diri
Sendiri (The Communicator’s Self Image)
Komunikator
tipe ini lebih mengutamakan kepentingan dirinya sendiri. Proses pengiriman
pesan didasarkan atas keinginan sang komunikator. Mereka mengukur kesuksesan
komunikasi dari segi kesuksesan mencapai target sasaran secara kuantitatif.
b.
Komunikator Dengan Citra Khalayak (The communicators image
of the audience)
Komunikator dengan citra atau
kepentingan khalayak adalah komunikator yang mencoba memahami kebutuhan
audiens. Mereka sedapat mungkin memperoleh empati dengan hal-hal yang
diinginkan oleh khalayak.
Komunikator tipe ini terbagi atas:
1. Paternalisme (paternalism). Hubungan antara
komuikator dengan audiens seperti hubungan ayah dan anak. Komunikator
menganggap fungsi mereka adalah untuk mendidik dan menginformasikan audiens,
semenatara kebutuhan subjektif, kepentingan dan kesukaan diri mereka tidak
terlalu menjadi perhatian. Contoh: Iklan Layanan Masyarakat seperti Hemat dalam
penggunaan Listrik, penggunaan kompor gas elpiji, dan BOS (Biaya Operasional
Sekolah)
2. Spesialisasi (specialization) ini
merupakan proses yang menjadikan komunikator sebagai bagian dari khalayak yang
kepentingan dan kebutuhannya diketahui.
Contoh:
Acara sang motivator oleh Mario Teguh, iklan susu yang menggambarkan kecerdasan
anak, iklan susu untuk usia 50th, iklan Holcim, dsb.
3. Profesionalisasi
(profesionalization). Efek ini menyebabkan komunikator berpikir bahwa mereka
kompeten untuk memutuskan isi media dan mengetahui lebih baik apa yang
seharusnya dilakukan untuk khalayak.
Contoh:
Editor, Redaktur pelaksana sebuah majalah/Koran, dll
4. Ritualisme
(ritualism). Komunikator tidak melakukan apa pun yang melebihi usaha mereka
menciptakan keadaan menyenangkan audiens. Mereka menjadikan kumunikasi sebagai
alat untuk membangun atau memperkuat kebersamaan diantara target khalayak.
Contoh: Informasi Pelaksanaan kerja bakti diLingkungan, ceramah dalam
mimbar-mimbar keagamaan
Syarat – Syarat Komunikator
Diperlukan persyaratan tertentu untuk para komunikator dalam
proses komunikasi, baik dalam segi sosok kepribadian maupun dalam kinerja kerja
( menyampaikan komunikasi ). Dari segi kepribadian, agar pesan yang disampaikan
bisa diterima oleh khalayak maka sseorang komunikator mempunyai hal berikut:
1. Memiliki kedekatan (proximility) dengan khalayak. Jarak
seseorang dengan sumber memengaruhi perhatiannya pada sepsan tertentu. Semakin
dekat jarak semakin besar pula peluang untuk terpapar pesan itu. Hal ini
terjadi dalam arti jarak secara fisik ataupun secara sosial.
2. Mempunyai kesamaan dan daya tarik sosial
dan fisik. Seorang komunikator cenderung mendapat perhatian jika penampilan
fisiknya secara keseluruhan memiliki daya tarik (attractiveness) bagi audiens
3. Pengetahuan Komunikator
Komunikator yang kaya akan pengetahuan dan menguasai secara mendalam apa yang akan disampaikan akan lebih mudah menyampaikan uraian-uraian yang mudah menemukan contoh-contoh, sehingga komunikasinya makin lancar.
Komunikator yang kaya akan pengetahuan dan menguasai secara mendalam apa yang akan disampaikan akan lebih mudah menyampaikan uraian-uraian yang mudah menemukan contoh-contoh, sehingga komunikasinya makin lancar.
4. Pandai dalam cara penyampaian pesan. Gaya komunikator
menyampaikan (delivery) pesan juga menjadi faktor penting dalam proses
penerimaan informasi.
5. Dikenal status, kekuasaan dan kewenangannya. Status di
sini menunjuk kepada posisi atau ranking baik dalam struktur sosial maupun
organisasi. Sedangkan kekuasaan (power) dan kewenangan (authority) mengacu pada
kemampuan seseorang memberi ganjaran (reward) dan hukuman (punishment).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar